Friday, February 20, 2015

A 011 DAULAH ISLAMIYYAH

  ISLAM SELEPAS KEWAFATAN  
   RASULULLAH (SAW)  


  10 SAHABAT YANG DIJAMIN MASUK SYURGA  
  OLEH NABI MUHAMMAD S.A.W  


1.  Abu Bakar AsSiddiq  

Nama sebenarnya Abdullah bin Abi Quhafah. Abu Bakar adalah dari keturunan Arab Quraisy dari kabilah yang sama dengan Rasulullah. Bila Abu Bakar berasal dari keluarga Tamimi, maka Rasulullah berasal dari keluarga Hasyimi. Keutamaan Abu Bakar adalah beliau seorang pedagang yang selalu menjaga kehormatan diri. Ia seorang yang kaya, pengaruhnya besar serta memiliki akhlaq yang mulia. Sebelum datangnya Islam, beliau adalah sahabat Rasulullah yang memiliki karakter yang mirip dengan Rasulullah. Belum pernah ada orang yang menyaksikan Abu Bakar minum arak atau pun menyembah berhala. Dia tidak pernah berdusta (sebab itu Rasulullah memberinya gelaran 'asSiddiq). Begitu banyak kemiripan antara beliau dengan Rasulullah sehingga tak heran kemudian beliau menjadi khalifah pertama setelah Rasulullah wafat. Rasulullah selalu mengutamakan Abu Bakar berbanding para sahabatnya yang lain sehingga tampak menojol di tengah tengah orang lain.

Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh ummat nescaya akan lebih berat keimanan Abu Bakar. ”(HR. Al Baihaqi)

Al Qur’an pun banyak mengisyaratkan sikap dan tindakannya seperti yang dikatakan dalam firmanNya, di dalam Surah Al Lail: 5-7, 17-21, Surah Fushilat: 30, dan Surah At Taubah: 40. Dalam masa yang singkat sebagai Khalifah, Abu Bakar telah banyak memperbarui kehidupan kaum muslimin, memerangi nabi palsu, dan kaum muslimin yang tidak mau membayar zakat. Pada masa pemerintahannya pulalah penulisan AlQur’an dalam lembaran-lembaran dimulai.

2.  Umar Ibnu al Khattab  

Umar berasal dari kabilah yang sama dengan Rasulullah SAW dari datuknya Ka’ab bin Luai. Umar masuk Islam setelah bertemu dengan adiknya Fatimah daan suami adiknya Said bin Zaid pada tahun keenam kenabian dan sebelum Umar telah ada 39 orang lelaki dan 26 wanita yang masuk Islam. Di kaumnya Umar dikenal sebagai seorang yang berani, tegas dan berwatakan kasar, gagah dan pandaibermain senjata, bijak berdiskusi dan berdialog, dan bijak memecahkan permasalahan masyarakat. Setelah Umar masuk Islam, da’wah kemudian dilakukan secara terang-terangan, begitupun di saat hijrah, Umar adalah segelintir orang yang berhijrah dengan terang-terangan. Ia sengaja berangkat pada siang hari dan melewati gerombolan Quraisy. Ketika melewati mereka, Umar berkata, ”Aku akan meninggalkan Mekah dan menuju Madinah. Siapa yang ingin menjadikan ibunya kehilangan putranya atau ingin anaknya menjadi yatim, silakan menghadang aku di belakang lembah ini!” Mendengar perkataan Umar tak seorangpun yang berani membuntuti apalagi mencegah Umar. Banyak pendapat Umar yang dibenarkan oleh Allah dengan menurunkan firmanNya seperti saat peristiwa kematian Abdullah bin Ubay (QS 9:84), ataupun saat penentuan perlakuan terhadap tawanan saat perang Badar, pendapat Umar dibenarkan Allah dengan turunnya ayat 67 surat Al Anfal.

Sebagai khalifah, Umar adalah seorang yang sangat memperhatikan kesejahteraan ummatnya, sampai setiap malam ia berkeliling khawatir masih ada yang belum terpenuhi kebutuhannya, serta kekuasaan Islam pun semakin meluas keluar jazirah Arab.

3.  Uthman ibnu al Affan  

Sebuah Hadits yang menggambarkan keperibadian Utsman: “Orang yang paling kasih sayang diantara ummatku adalah Abu Bakar, dan paling teguh dalam menjaga ajaran Allah adalah Umar, dan yang paling bersifat pemalu adalah Utsman. (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, At Tirmidzi) Uthman adalah seorang yang sangat dermawan, dalam sebuah persiapan pasukan pernah Uthman yang membiayainya seorang diri. Setelah kaum muslimin hijrah, saat kesulitan air, Uthmanlah yang membeli sumur dari seorang Yahudi untuk kepentingan kaum muslimin. Pada masa kepemimpinannya Uthman merintis penulisan Al Qur’an dalam bentuk mushaf, dari lembaran-lembaran yang mulai ditulis pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar.

4.  Ali ibnu Abi Thalib 

Ali merupakan pemuda pertama yang masuk Islam, ia yang menggantikan posisi Rasulullah di tempat tidurnya saat beliau hijrah, Ali yang dinikahkan oleh Rasulullah dengan putri kesayangannya Fatimah, Ali yang sangat sederhana kehidupannya.

5.  Thalhah ibnu Ubaidillah  

Semasa Perang Uhud Thalhah terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah serta jari tangannya putus. Namun Thalhah yang berperawakan kekar serta sangat kuat inilah yang melindungi Rasulullah disaat saat genting, beliau memapah Rasulullah yang tubuhnya telah berdarah menaiki bukit Uhud yang berada di ujung medan pertempuran saat kaum musyrikin pergi meninggalkan medan peperangan karena mengira Rasulullah telah wafat. Saat itu Thalhah berkata kepada Rasulullah, ”Aku tebus engkau ya Rasulullah dengan ayah dan ibuku.” Nabi tersenyum seraya berkata, ”Engkau adalah Thalhah kebajikan.” Sejak itu Beliau mendapat julukan Burung Elang hari Uhud. Rasulullah pernah berkata kepada para sahabatnya, ”Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa yang senang melihat seorang yang syahid berjalan di muka bumi maka lihatlah Thalhah.”

6.  AzZubair ibnu alAwwam 

Beliau muslim pada usia lima belas tahun dan hjrah pada usia delapan belas tahun, dengan siksaan yang ia terima dari pamannya sendiri. Kepahlawanan AzZubair ibnu al Awwam pertama terlihat dalam Badar saat ia berhadapan dengan Ubaidah bin Said Ibnul Ash. Azzubair ibnul Awwam berhasil menombak kedua matanya sehingga akhirnya ia tersungkur tak bergerak lagi, hal ini membuat pasukan Quraisy ketakutan.

Rasulullah sangat mencintai Azzubair ibnul Awwam beliau pernah bersabda, ”Setiap nabi memiliki pengikut pendamping yang setia (hawari), dan hawariku adalah Azzubair ibnul Awwam.” Azzubair ibnul Awwam adalah suami Asma binti Abu Bakar yang mengantarkan makanan pada Rasul saat beliau hijrah bersama ayahnya. 

Pada masa pemerintahan Umar, saat panglima perang menghadapi tentara Romawi di Mesir Amr bin Ash meminta bala bantuan pada Amirul Mu’minin, Umar mengirimkan empat ribu prajurit yang dipimpin oleh empat orang komandan, dan ia menulis surat yang isinya, ”Aku mengirim empat ribu prajurit bala bantuan yang dipimpin empat orang sahabat terkemuka dan masing-masing bernilai seribu orang. Tahukah anda siapa empat orang komandan itu? Mereka adalah Ubadah ibnu Assamit, Almiqdaad ibnul Aswad, Maslamah bin Mukhalid, dan Azzubair bin Awwam.” Demikianlah dengan izin Allah, pasukan kaum muslimin berhasil meraih kemenangan.

7.  AbdurRahman ibnu Auf  

AbdurRahman adalah seorang pedagang yang sukses, namun saat berhijrah ia meninggalkan semua harta yang telah ia usahakan sekian lama. Namun saat telah di Madinahpun beliau kembali menjadi seorang yang kaya raya, dan saat beliau meninggal, wasiat beliau adalah agar setiap peserta perang Badar yang masih hidup mendapat empat ratus dinar, sedang yang masih hidup saat itu sekitar seratus orang, termasuk Ali dan Utsman. Beliaupun berwasiat agar sebagian hartanya diberikan kepada ummahatul muslimin, sehingga Aisyah berdoa: “Semoga Allah memberi minum kepadanya air dari mata air Salsabil di surga.”

8.  Saad ibnu Abi Waqqash  

Saad adalah orang pertama yang terkena panah fisabilillah, seorang yang keislamannya sangat dikecam oleh ibunya, namun tetap tabah, dan kukuh pada keislamannya.

9.  Said bin Zaid  

Saad adalah adik ipar Umar, adalah orang yang dididik oleh seorang ayah yang beroleh bihayah Islam tanpa melalui kitab atau nabi mereka seperti halnya Salman Al Farisi, dan Abu Dzar Al Ghifari. Banyak orang yang lemah berkumpul di rumah mereka untuk memperoleh ketenteraman dan keamanan, serta penghilang rasa lapar, karena Said adalah seorang sahabat yang dermawan dan murah tangan.

10. Abu Ubaidah ibnu AlJarrah  

Abu Ubaidah melalui jalan getir dalam kehidupan sebagai muslim apabila terpaksa membunuh ayahnya (yang menyertai kaum kafirin) dalam Perang Badar, sehingga Allah menurunkan Surah Al Mujadilah : 22. Begitupun dalam Perang Uhud, Abu Ubaidahlah yang mencabut besi tajam yang menempel pada kedua rahang Rasulullah, dan dengan begitu beliau rela kehilangan giginya. Abu Ubaidah mendapat gelar dari Rasulullah sebagai pemegang amanat ummat, seperti dalam sabda beliau : “Tiap-tiap ummat ada orang pemegang amanat, dan pemegang amanat ummat ini adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah.” 


  KERAJAAN
  KHULAFA' URRASYIDIN  

  1. Saiyidina Abu Bakar (Abdullah) ibni Abi Quhafah (632 - 634)
  2. Saiyidina Umar ibni al Khattab (634 - 644)
  3. Saiyidina Uthman ibni alAffan (644 - 656)
  4. Saiyidina Ali ibni Abi Talib (656 - 660)

  KERAJAAN  
  KHULAFA' BANI UMAIYYAH  

  1. Muawiyah bin Abu Sufyan (661 - 680) - Muawiyah I
  2. Yazid bin Muawiyah (680 -683) - Yazid I
  3. Muawiyah bin Yazid (684 -684) - Muawiyah II
  4. Marwan bin alHakam (684 -685) - Marwan I
  5. Abdul Malik bin Marwan (685 - 705)
  6. Al Walid bin Abdul Malik (705 - 715) - Al Walid I
  7. Sulaiman bin Abdul Malik (715 - 717)
  8. Umar bin Abdul Aziz (717 - 720)
  9. Yazid bin Abdul Malik (720 -724) - Yazid II
  10. Hisyam bin Abdul Malik (724 - 743)
  11. Al Walid bin Yazid II (743 -744) - Al Walid II
  12. Ibrahim bin Al Walid I (744)
  13. Yazid bin Al Walid II (744) - Yazid III
  14. Marwan bin Muhammad bin Marwan I (744 - 750)

,,,
Khalifah Umar bin Abdul Aziz
 
Biodata Ringkas


Nama                  : Abu Jaafar Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam

Nama Ibu            : Laila binti 'Asim bin Umar bin Al-Khatab

T/Lahir                : 61H
Tarikh M/Dunia    : 101H
Jawatan              : Khalifah Ke 6 Bani Umaiyyah
Tarikh Lantikan    : Safar 99H @ 717M
Lama Berkhidmat : 2 tahun 5 bulan

Pendidikan
Beliau telah menghafaz al-Quran sejak masih kecil lagi. Merantau ke Madinah untuk menimba ilmu pengetahuan. Beliau telah berguru dengan beberapa tokoh terkemuka spt Imam Malik b. Anas, Urwah b. Zubair, Abdullah b. Jaafar, Yusuf b. Abdullah dan sebagainya. Kemudian beliau melanjutkan pelajaran dengan beberapa tokoh terkenal di Mesir.

Beliau telah dipanggil balik ke Damsyik oleh Khalifah Abdul Malik b. Marwan apabila bapanya meninggal dunia dan dikahwinkan dengan puteri Khalifah, Fatimah bte Abdul Malik (sepupunya)

Sifat-Sifat Peribadi
Beliau mempunyai keperibadian yang tinggi, disukai ramai dan warak yang diwarisi dari datuknya Saidina Umar b Al-Khatab. Baginda amat berhati-hati dengan harta terutamanya yang melibatkan harta rakyat. Sesungguhnya kisah Khalifah   Umar bin Abdul Aziz yang menyediakan dua lilin di rumahnya, satu untuk kegunaan urusan negara dan satu lagi untuk kegunaan keluarga sendiri tentunya telah diketahui umum dan tidak perlu diulang-ulang.

Sebagai seorang yang zuhud, kehidupannya semasa menjadi Gabenor Madinah dan Khalifah adalah sama seperti kehdupannya semasa menjadi rakyat biasa. Harta yang ada termasuk barang perhiasan isterinya diserahkan kepada Baitulmal dan segala perbelanjaan negara berdasarkan konsep jimat-cermat dan berhati-hati atas alasan ia adalah harta rakyat. Ini terbukti apabila beliau dengan tegasnya menegur dan memecat pegawai yang boros dan segala bentuk  jamuan negara tidak dibenarkan menggunakan harta kerajaan.

Pada suatu hari beliau berkhutbah yang mana antara isinya adalah spt berikut:

"Setiap orang yang musafir mesti memperlengkapi bekalannya. Siapkanlah taqwa dalam perjalanan kamu dari dunia menuju akhirat. Pastikan dirimu sama ada mendapat pahala atau siksa, senang atau susah."

"Jangan biarkan masa berlalu sehingga hatimu menjadi keras dan musuh sempat mengoda. Sebaik-baiknya saudara menganggap bahawa hidup pada petang hari tidak akan sampai ke pagi hari dan hidup pada pagi  hari tidak akan sampai ke   petang hari. Memang tidak jarang terjadi kematian ditengah-tengahnya"

"Saudara-saudara dapat menyaksikan sendiri bahawa ramai orang yang tertipu dengan dunia, padahal orang yang layak bergembira tidak lain kecuali orang yang selamat daripada siksaan Allah SWT dan orang yang lepas dari tragedi hari qiamat."

"Sementara orang yang tidak mahu mengubati yang sudah luka, kemudian datang lagi penyakit lain, bagaimana mungkin mahu bergembira ? Saya berlindung kepada Allah SWT daripada perbuatan yang tidak aku pegangi dan amalkan sendiri. Seandainya begitu, alangkah rugi dan tercelanya aku. Dan jelaslah tempatku nanti pada hari yang jelas kelihatan siapa yang kaya dan siapa yang miskin".

"Di sana nanti akan diadakan timbangan amal serta manusia akan diserahi tanggungjawab yang berat. Seandainya tugas itu dipikul oleh binatang-binatang nescaya ia akan hancur, jika dipikul oleh gunung nescaya ia akan runtuh, kalau dipikul oleh bumi nescaya bumi akan retak. Saudara-saudara belum tahu bahawa tiada tempat di antara Syurga dan Neraka ? Kamu akan memasuki salah satu daripadanya."

"Ada seorang lelaki yang mengirim surat kepada rakannya yang isinya : "Sesungguhnya dunia ini adalah tempat bermimpi dan akhirat barulah terjaga" Jarak pemisah antara keduanya adalah mati. Jadi, kita sekarang sedang bermimpi yang panjang"

Terdapat banyak riwayat dan athar para sahabat yang menceritakan tentang keluruhan budinya. Di antaranya ialah :

1.   At-Tirmizi meriwayatkan bahawa Umar Al-Khatab telah berkata : "Dari anakku (zuriatku)  akan lahir seorang lelaki yang menyerupainya dari segi keberaniannya dan akan memenuhkan dunia dengan keadilan"

2.   Dari Zaid bin Aslam bahawa Anas bin Malik  telah berkata : "Aku  tidak pernah menjadi makmum di belakang imam selepas wafatnya Rasulullah SAW yang mana solat imam tersebut menyamai solat Rasulullah SAW melainkan daripada Umar bin Abdul  Aziz dan beliau pada masa itu adalah Gabenor Madinah"

3.   Al-Walid bin Muslim menceritakan bahawa seorang lelaki dari Khurasan telah berkata : "Aku telah beberapa kali mendengar     suara datang dalam mimpiku yang berbunyi : "Jika seorang yang berani dari Bani Marwan dilantik menjadi Khalifah, maka berilah baiah kepadanya kerana dia adalah pemimpin yang adil"." Lalu aku menanti-nanti sehinggalah Umar b. Abdul Aziz menjadi Khalifah, akupun mendapatkannya dan memberi baiah kepadanya".

4.   Qais bin Jabir berkata : "Perbandingan Umar b Abdul Aziz di sisi Bani Ummaiyyah seperti orang yang beriman di kalangan keluarga Firaun"

5.   Hassan al-Qishab telah berkata :"Aku melihat serigala diternak bersama dengan sekumpulan kambing di zaman Khalifah Umar Ibnu Aziz"

6.   Umar b Asid telah berkata :"Demi Allah, Umar Ibnu Aziz tidak meninggal dunia sehingga datang seorang  lelaki dengan harta yang bertimbun dan lelaki tersebut berkata kepada orang ramai :"Ambillah hartaku ini sebanyak mana yang kamu mahu". Tetapi tiada yang mahu menerimanya (kerana semua sudah kaya) dan sesungguhnya Umar telah menjadikan rakyatnya kaya-raya"

7.   'Atha' telah berkata : "Umar Abdul Aziz mengumpulkan para fuqaha' setiap malam. Mereka saling ingat memperingati di antara  satu sama lain tentang mati dan hari qiamat, kemudian mereka sama-sama menangis kerana takut kepada azab Allah seolah-olah ada jenayah di antara mereka." 
       
Umar Ibnu Aziz Sebagai Khalifah
Beliau dilantik menjadi Khalifah stelah kematian sepupunya, Khalifah Sulaiman atas wasiat khalifah tersebut. Setelah mengambilalih tampuk pemerintahan, beliau telah mengubah beberapa perkara yang lebih mirip kepada sistem fuedal. Di antara perubahan awal yang dilakukannya ialah:
           
1.   menghapuskan cacian terhadap Saidina Ali b Abu Thalib dan keluarganya yang disebut dalam khutbah-khutbah Jumaat dan digantikan dengan beberapa potongan ayat suci al-Quran
            
2.   merampas kembali harta-harta yang disalahgunakan oleh keluarga Khalifah dan mengembalikannya ke Baitulmal
            \
3.   memecat pegawai-pegawai yang tidak cekap, menyalahgunakan kuasa dan pegawai yang tidak layak yang dilantik atas pengaruh keluarga Khalifah
            
4.   menghapuskan pegawai peribadi bagi Khalifah sebagaimana yang diamalkan oleh Khalifah terdahulu. Ini membolehkan    beliau bebas bergaul dengan rakyat jelata tanpa sekatan tidak seperti khalifah dahulu yang mempunyai pengawal peribadi dan askar-askar yang mengawal istana yang menyebabkan rakyat sukar berjumpa.

Selain daripada itu, beliau amat mengambilberat tentang kebajikan rakyat miskin di mana beliau juga telah menaikkan gaji buruh sehingga ada yang menyamai gaji pegawai kerajaan.

Beliau juga amat menitikberatkan penghayatan agama di kalangan rakyatnya yang telah lalai dengan kemewahan dunia. Khalifah umar telah memerintahkan umatnya mendirikan solat secara berjammah dan masjid-masjid dijadikan tempat untuk mempelajari hukum Allah sebegaimana yang berlaku di zaman Rasulullah SAW dan para Khulafa'  Ar-Rasyidin. Baginda turut mengarahkan Muhammad b Abu Bakar Al-Hazni di Mekah agar mengumpul dan menyusun hadith-hadith Raulullah SAW.

Dalam bidang ilmu pula, beliau telah mengarahkan cendikawan Islam supaya menterjemahkan buku-buku kedoktoran dan pelbagai bidang ilmu dari bahasa Greek, Latin dan Siryani ke dalam bahasa Arab supaya senang dipelajari oleh umat Islam.

Dalam mengukuhkan lagi dakwah Islamiyah, beliau telah menghantar 10 orang pakar hukum Islam ke Afrika Utara serta menghantar beberapa orang pendakwah kepada raja-raja India, Turki dan Barbar di Afrika Utara untuk mengajak mereka kepada Islam. Di samping itu juga beliau telah menghapuskan bayaran Jizyah yang dikenakan ke atas orang yang bukan Islam dengan harapan ramai yang akan memeluk Islam.

Khalifah Umar b Abdul Aziz yang terkenal dengan keadilannya telah menjadikan keadilan sebagai keutamaan pemerintahannya. Beliau mahu semua rakyat dilayan sama adil tidak mengira keturunan dan pangkat supaya keadilan dapat berjalan dengan sempurna. Keadilan yang beliau perjuangan adalah menyamai keadilan di zaman datuknya, Khalifah Umar Al-Khatab ! yang sememangnya dinanti-nantikan oleh rakyat yang selalu ditindas oleh pembesar yang angkuh dan zalim sebelumnya.....

Beliau akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir setelah memerintah selama 2 tahun 5 bulan

2 tahun 5 bulan satu tempoh yang terlalu pendek bagi sebuah pemerintahan tetapi Khalifah Umar b Abdul Aziz telah membuktikan sebaliknya. Dalam tempoh tersebut, kerajaan Umaiyyah semakin kuat tiada pemberontakan dalaman, kurang berlaku penyelewengan, rakyat mendapat layanan yang sewajarnya dan menjadi kaya-raya hinggakan Baitulmal penuh dengan harta zakat kerana tiada lagi orang yang mahu menerima zakat...........kebanyakannya sudah kaya ataupun sekurang-kurangnya boleh berdikari sendiri..
Semua ini adalah jasa Khalifah Umar b Abdul Aziz yang sangat masyhur, adil dan warak yang wajar menjadi contoh kepada  pemerintahan  zaman moden ini....hanya   852 hari dapat mengubah sistem pemerintahan ke arah pemerintahan yang diredahi Allah dan menjadi contoh sepanjang zaman..satu rekod yang sukar diikuti oleh orang lain melainkan orang yang benar-benar ikhlas.


  KERAJAAN  
  KHULAFA' BANI ABASSIYAH  
  1. Abul Abbas AsSaffah bin Muhammad (750 - 754)
  2. Al Mansur bin Muhammd (754 - 775)
  3. Al mahdi bin Al Mansur (775 - 785)
  4. Al Hadi bin Al Mahdi (785 - 786)
  5. Ar Rasyid bin Al Mahdi (786 - 809)
  6. Al Amin bin Ar Rasyid (809 - 813)
  7. Al Makmun bin ArRasyid (813 - 833)
  8. Al Mu'tasim bin Ar Rasyid (833 - 842) - Al Mu'tasim I
  9. Al Wathiq bin Al Amin (842 - 842 - 847)
  10. Al Mutawakkil bin Al Muktasim (847 - 861)
  11. Al Muntashir bin Al Mutawakkil (861 - 862) - Al Muntashir I
  12. Al Mustain bin Al Muktasim (862 - 866)
  13. Al Mu'tazz bin Al Mutawakkil (866 - 869)
  14. Al Muhtadi bin Al Wathiq (869 - 870)
  15. Al Mu'tamid bin Al Mutawakkil (870 - 892)
  16. Al Mu'tadhid bin Al Muwaffaq bin Al Mutawakkil (892 - 902)
  17. Al Muqtafi bin Al Mu'tadhid (902 - 909) - Al Muqtafi I
  18. Al Muqtadhir bin Al Mu'tadhid (909 - 932)
  19. Al Qahir bin Al Mu'tadhid (932 - 934)
  20. Ar Radhi bin Al Muqtadhir (934 - 940)
  21. Al Muttaqi bin Al Muqtadhir (940 - 944)
  22. Al Mustaqfi bin Al Muktafi (944 - 946)
  23. Al Muthi' bin Al Qahir (944- 974)
  24. At Tha'i bin Al Muthi' (974 - 991)
  25. Al Qadir bin Ishaq bin Al Muqtadhir (991 - 1031)
  26. Al Qaim bin Al Qadir (1031 - 1075)
  27. Al Muqtadhi bin Al Qa'im (1075 - 1094) -
  28. Al Mustazhir bin Al Muqtadhi (1094 - 1118)
  29. Al Mustarsyid bin Al Mustazhir (1118 - 1135)
  30. Ar Rasyid bin Al Mustarshid (1135 - 1136) - Ar Rasyid II
  31. Al Muqtafi bin Al Mustazhir (1136 - 1160) - Al Muqtafi II
  32. Al Mustanjid bin Al Muqtafi (1160 - 1170)
  33. Al Mustadhi bin Al Mustanjid (1170 - 1180)
  34. An Nashir bin Al Mustadhi (1180 - 1225)
  35. Az Zahir bin An Nashir (1225 - 1226)
  36. Al Mustanshir bin Az Zahir (1226b-1242) Al Mustanshir II
  37. Al Mu'tasim bin Al Mustanshir (1242 - 1258) - Al Mu'tasim II

  KERAJAAN ABASSIYAH DI MASIR  

  1. Al Mustanshir (1261 -1262)
  2. Al Hakim (1262 - 1302)
  3. Al Mustaqfi (1302 - 1340)
  4. Al Wathiq (1340 - 1341)
  5. Al Hakim II (1341 - 1352)
  6. Al Mu'tadhid I (1352 - 1362)
  7. Al Mutawakkil I (1362 - 1383)
  8. Al Wathiq (1383 - 1386)
  9. Al Mu'tasim (1386 - 1389)
  10. Al Mutawakkil (1389- 1406)
  11. Al Mustain (1406 - 1414)
  12. Al Mu'tadhid (1414 - 1441)
  13. Al Mustaqfi II (1441 - 1451)
  14. Al Qaim (1451 - 1455)
  15. Al Mustanjid (1455 - 1479)
  16. Al Mutawakkil II (1479 - 1497)
  17. Al Mustamshik (1497 - 1508)
  18. Al Mutawakkil III (1508 - 1517)


  EMPAYAR KESULTANAN UTHMANIYAH (TURKI)  

  1. Sultan Uthman I (1281 - 1326)
  2. Sultan Orhan I (1326 - 1359)
  3. Sultan Murad I (1359 - 1389)
  4. Sultan Beyazid I (1389 - 1402)
  5. *interregnum (1402 - 1413)
  6. Sultan Mehmed I (1413 0 1421)
  7. Sultan Murad II (1421 - 1444)
  8. Sultan Mehmed II(1444 - 1445)
  9. Sultan Murad II (1445 - 1451)
  10. Sultan Mehmed II (1451 - 1481)  - juga  dikenali sebagai Sultan Muhammad al Fateh
  11. Sultan Beyazid II (1481 - 1512)
  12. Sultan Salim I (1512 - 1520)
  13. Sultan Suleiman I (1520 -1566)
  14. Sultan Salim II (1566 - 1574)
  15. Sultan Murad III (1574 -1595)
  16. Sultan Mehmed III (1595 - 1603)
  17. Sultan Ahmed I (1603 - 1617)
  18. Sultan Mustaffa I (1617 - 1618)
  19. Sultan Uthman II (1618 - 1622)
  20. Sultan Mustaffa II (1622 - 1623)
  21. Sultan Murad IV (1623 - 1640)
  22. Sultan Ibrahim I (1640 - 1648)
  23. Sultan Mehmed IV (1648 - 1687)
  24. Sultan Suleiman II (1687 - 1691)
  25. Sultan Ahmed II (1691 - 1695)
  26. Sultan Mustaffa III (1695 - 1703
  27. Sultan Ahmed III (1703 - 1730)
  28. Sultan Mahmud I (1730 - 1754)
  29. Sultan Uthman III (1754 - 1757)
  30. Sultan Mustaffa IV (1757 - 1774)
  31. Sultan Abdul Hamid I (1774 - 1789)
  32. Sultan Salim III (1789 - 1807)
  33. Sultan Mustaffa V (1807 - 1808)
  34. Sultan Mahmud II (1808 - 1839)
  35. Sultan Abdul Mejid I (1839 - 1861)
  36. Sultan Abdul Aziz (1861 - 1876)
  37. Sultan Murad V (1876)
  38. Sultan Abdul Hamid II (1876 - 1909)
  39. Sultan Mehmed V (1909 - 1918)
  40. Sultan Wahididdien (Mehmed VI) (1918 - 1922)
  41. Sultan Abdul Majid II (1922 -1924)


Sultan Muhammad al Fatih

Muhammad II juga dikenali dengan Muhammad al-Fatih kata terbitan dari fath seperti Surah al Fatihah beerti surah pembukaan atau "Pembuka yang besar" dilahirkan pada 30 Mac 1432 di Edirne dan meninggal dunia pada 3 Mei 1481 di Hünkârcayırı, berdekatan Gebze. Baginda adalah Sultan yang memerintah  Empayar Uthmaniyyah dalam masa singkat iaitu dari tahun 1444 ke 1446 dan kemudian dari tahun 1451 ke 1481. Baginda menakluki Constantinople pada umur 21 tahun yang membawa kepada Empayar Byzantine.

Biografi
Muhammad II dilahirkan di Edirne yang pada masa itu ibu kota kerajaan Uthmaniyyah pada 30 Mac 1432. Bapanya adalah Sultan Murad II (1404–51) ibunya Huma Hatun, anak perempuan Abd'Allah dari Hum.
Muhammad al-Fatih merupakan seorang sultan yang mementingkan kekuatan dalaman dan luaran para tenteranya. Mempunyai kepakaran dalam bidang sains militar, matematik dan menguasai enam bahasa iaitu Bahasa Turki, Greek, Hebrew, Arab, Parsi dan Latin ketika berumur 21 tahun. Seorang pemimpin yang hebat, warak dan tawaduk seperti Sultan Salahuddin Al Ayyubi (pahlawan Islam dalam Perang Salib) dan Sultan Saifuddin Muzaffar Al Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di Ain Jalut menentang tentera Mongol). Malah sifat-sifat baginda dan tenteranya telah diisyaratkan oleh Rasulullah s.a.w.

Constantinople akan ditakluki oleh tentera Islam. Rajanya (yang menakluk) adalah sebaik-baik raja dan tenteranya (yang menakluk) adalah sebaik-baik tentera.


Kelebihan Muhammad al-Fatih mengikut sejarah

Seorang sahabat Rasullullah S.A.W, Abu Ayub Al Ansari pernah mengikuti ekspidisi perang menentang tentera Rom di Constantinople ketika di zaman kerajaan Bani Umayyah. Beliau ingin jasadnya dikuburkan di tembok Constantinople dan ketika ditanya mengapa beliau ingin dikuburkan ditembok tersebut, beliau berkata kepada panglima Bani Umaiyah: "Aku mendengar baginda Rasulullah S.A.W mengatakan seorang lelaki soleh akan dikuburkan di bawah tembok tersebut & aku juga ingin mendengar derapan tapak kaki kuda yang membawa sebaik-baik raja yang mana dia akan memimpin sebaik-baik tentera seperti yang telah diisyaratkan oleh baginda."

Jasa dan sumbangan
Kejayaan baginda dalam menewaskan tentera salib menyebabkan ramai kawan dan lawan kagum dengan kepimpinan beliau serta taktik & strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan juga kaedah pemilihan tenteranya. Baginda merupakan anak didik Syeikh Syamsuddin yang mana merupakan keturunan Abu bakar AsSiddiq.

Antara sumbangan baginda adalah menakluki Constantinople yang juga menyebabkan berakhirnya Empayar Byzantine. Baginda jugalah yang menukar nama Constantinople kepada Islambol (Islam keseluruhannya). Kini nama tersebut telah ditukar kepada Istanbul oleh Mustafa Kamal Atarturk. Di atas jasanya, Masjid Al Fatih telah dibina bersebelahan makamnya.

Diceritakan bahawa para tentera Sultan Muhammad Al Fatih tidak pernah meninggalkan solat wajib sejak baligh & separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan solat tahajud sejak baligh. Hanya Sultan Muhammad Al Fatih sajalah yang tidak pernah meninggalkan solat wajib, tahajud & rawatib sejak baligh hinggalah ke saat baginda meninggal dunia.


Sultan Abdul Majid I (1823-1861)


Sultan Abdul Aziz (1861-1876)


Sultan Murad V (1876)
(dilucutkan jawatan setelah memerintah selama 93 hari)

Sultan Abdul Hameed II (1876-1909)

Sultan Mehmed V (1909-1918)

Sultan Mehmed VI (1918 - 1922)

Sultan Abdulmajid II (1922 - 1924)
(pemerintah terakhir Kesultan Uthmaniyyah)

No comments:

Post a Comment